Saying exactly what someone has said
is called direct speech (sometimes called quoted speech)
Here what a person says appears
within quotation marks ("...") and should be word for word.
For example:
She said, "Today's lesson is on
presentations."
or
"Today's lesson is on
presentations," she said.
Indirect Speech / Reported Speech
Indirect speech (sometimes called
reported speech), doesn't use quotation marks to enclose what the person said
and it doesn't have to be word for word.
When reporting speech the tense
usually changes. This is because when we use reported speech, we are usually
talking about a time in the past (because obviously the person who spoke
originally spoke in the past). The verbs therefore usually have to be in the
past too.
For example:
Direct
speech
Indirect
speech
"I'm going to the
cinema", he said.
He said he was going to the
cinema.
Tense change
As a rule when you report something
someone has said you go back a tense: (the tense on the left changes to the
tense on the right):
Direct
speech
Indirect
speech
Present simple
She said, "It's cold."
›
Past simple
She said it was cold.
Present continuous
She said, "I'm teaching English online."
›
Past continuous
She said she was teaching English online.
Present perfect simple
She said, "I've been on the web since 1999."
›
Past perfect simple
She said she had been on the web since 1999.
Present perfect continuous
She said, "I've been teaching English for seven years."
›
Past perfect continuous
She said she had been teaching English for seven years.
Past simple
She said, "I taught online yesterday."
›
Past perfect
She said she had taught online yesterday.
Past continuous
She said, "I was teaching earlier."
›
Past perfect continuous
She said she had been teaching earlier.
Past perfect
She said, "The lesson had already started when he arrived."
›
Past perfect
NO CHANGE - She said the lesson had already started when he arrived.
Past perfect continuous
She said, "I'd already been teaching for five minutes."
›
Past perfect continuous
NO CHANGE - She said she'd already been teaching for five minutes.
Modal verb forms also sometimes
change:
Direct
speech
Indirect
speech
will
She said, "I'll teach English online tomorrow."
›
would
She said she would teach English online tomorrow.
can
She said, "I can teach English online."
›
could
She said she could teach English online.
must
She said, "I must have a computer to teach English online."
›
had to
She said she had to have a computer to teach English online.
shall
She said, "What shall we learn today?"
›
should
She asked what we should learn today.
may
She said, "May I open a new browser?"
›
might
She asked if she might open a new browser.
Sumber : http://www.learnenglish.de/grammar/reportedspeech.htm
b. Conversation
QUOTED
SPEECH dan REPORTED SPEECH
A : John
say`s : {I will go to bandung tomorrow}
B : John says that he will go to Bandung tomorrow
A : Mary say`s ; {i have seen that film}
B : Mary say`s that she has seen that film
A : My brother say`s : {I met Tom at the party last night}
B : My brother say`s that he met Tom at the party last night
A : Tom say`s : {I don`t like english}
B : Tom say`s that he doesn`t like english
Berdebar rasa di dada setiap kau
tatap mataku
Apakah arti pandangan itu menunjukkan hasratmu
Sungguh aku telah tergoda saat kau dekat denganku
Hanya kau yang membuatku begini
Melepas panah asmara
Reff:
Sudah katakan cinta sudah kubilang sayang
Namun kau hanya diam tersenyum kepadaku
Kau buat aku bimbang kau buat aku
gelisah
Ingin rasanya kau jadi milikku
Ku akan setia menunggu satu kata
yang terucap
Dari isi hati sanubarimu yang membuatku bahagia
Sungguh aku telah tergoda saat kau
dekat denganku
Hanya kau yang membuatku begini
Melepas panah asmara
Back to Reff:
Panah asmara panah asmara panah
asmara
Back to Reff:
Kau buat aku bimbang kau buat aku
gelisah
Ingin rasanya kau jadi milikku
Kau buat aku bimbang kau buat aku gelisah
Ingin rasanya kau jadi milikku
Di mulai
dari pengalaman aku di bangku sekolah menengah atas, nama aku Anisa, umur aku
16 tahun. Awal aku masuk sekolah aku bertemu dengan kakak senior aku dengan
beberapa temannya, dia sangat cantik dan popular di sekolah gayanyayang keren dan modis membuat dia tampak lebih
cantik,dan dia pun baik hati dan tidak sombong. namanya kak putri, dan ke empat
temannya bernama kak siska, kak riska, kak wendah, dan kak devi. Perkenalan aku
dengan mereka berawal dari perkenalan aku dengan ka putri dan kak putri
memperkenalkan ke empat temannya.
Ke esokan
harinya ketika aku sampai di sekolah dan berjalan melewati lobby sekolah aku
bertemu dengan salah satu teman dari kak putri yaitu kak devi, kak devi
memberikan surat kepada aku dan ternyata surat itu dari kak putri. Aku tidak
tau apa isi dari surat kak putri dan apa maksud kak putri member surat kepada
aku. Sepanjang jalan aku bingung dan bertanya-tanya dan ketika aku sampai di
kelas aku langsung membuka surat dari kak putri. Ternyata itu kak putri
menginginkan aku menjadi adik angkatnya aku terkejut sekali membaca surat itu,
tetapi dalam hati aku senang sekali, dan aku membalas surat dari kak putri.
Bahwa aku mau menjadi adik angkatnya.
Ke
esokan harinya sama seperti hari sebelumnya, aku berangkat dengan mengendarai
sepedah kesayangan ku, sesampainya di sekolah aku berpapasan dengan kak putri
kak putri menyapa aku, dan aku membalas senyum kak putri.
“ Hy nis, berangkat sama siapa? “
“ Sendiri kak, naik sepedah
kesayangan ku “
“ Besok bareng kakak aja naik
motor “
“ Oh iya deh kak, aku masuk kelas
dulu yaa, dadah kakak “
“ Dadah “
Sesampainya di kelas aku
mengerjakan pr yang smalam belum selesai aku kerjakan, dan tak lama guru masuk
ke kelas dan memberikan materi hingga bel istirahat berbunyi.
“ kringggg….. kringggg…..
kringggg “
Setelah bel berbunyi aku dan
teman-teman ku ke kantin untuk makan siang, setelah makan kami pergi ke musolah
untuk melaksanakan solat zuhur, kebetulan aku bertemu dengan kak putri dia
bilang dia ingin berbicara dengan aku, setelah azan berkumandangkami pun memulai solat berjamah.
Pikiran ku melayang menduga apa yang ingin di bicarakan oleh kak putri.solat
zuhur selesai aku langsung menemui kak putri.
“ Kak ada apa yaa? “
“ Engga ada apa-apa koq Cuma ada
temen kaka yang mau kenalan sama kamu “
“ Siapa kak? “
“ Nanti juga kamu tau, ayo ikut
kakak ke kelas kakak “
Sesampainya di kelas kak putri.
“ Anisa kenalkan ini temen kakak
“
“ Hy anisa nama ku galih “
“ Aku anisa kak “
“ Kelas X berapa? “
“ X.1 kak “
“ Oh “
Bel pun
berbunyi…
“ Kak putri, kak galih, udah bel
anisa balik dulu yaa ke kelas “
“ Iya anisa “ kata kak galih.
“ iya adik ku “ kata kak putri.
Setelah itu aku pergi menuju
kelas ku, aku belajar hingga bel pulang sekolah berbunyi.
Ke
esokan harinya tepatnya hari rabu aku berangkat sekolah dengan di antar dengan
ayah ku, setelah sampai di sekolah aku langsung masuk ke kelas.
Bel pulang pun berbunyi…
“ Kringggg… kringgg… krinnngggg…
“
Aku keluar dari kelas dan
ternyata kak putri sudah menunggu ku di depan kelas.
“ Hy nis, ayo pulang bareng kakak
“
“ Ayoooooo “
“ Tapi kita main dulu yaa ke
rumah kak riska “
“ iyaa kakak ku “
Kami pun berangkat bersama
teman-teman kak putri. Sampai di rumah kak riska kami bemain dan makan
bersama-sama, tidak terasa sudah sore dan tak lama aku pamit pulang dengan kak
riska. Capak sekali rasanya, tapi aku senang bermain dengan kak putri dan
teman-temannya yang popular di sekolah. Sampai di rumah aku langsung mandi dan
makan malam, sehabis itu aku mengerjakan pr yang di berikan guru di sekolah
hingga malam aku pun mulai ngantuk dan bergegas untuk beristirahat.
Jam
alarem berbunyi pukuo 05:00 pagi aku pun bergegas bangun dari tempat tidur dan
ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat subuh,
setelah iitu aku pun mandi, sesudah mandi aku langsung memakai seragam sekolah
kudan aku langsung sarapan pagi. Lalu aku pergike sekolah dengan mengendarai
sepedah ke sayangan ku.
Aku pun tiba di sekolah pukul
07:00, lalu aku berjalan untuk menuju ke kelas ku yang berlantai 2, dan tak
lama bel pun berbunyi, aku pun langsung memulai pelajaran seperti biasa dan memulai
pelajaran dengan membaca doa terlabih dahulu.
Tak terasa bel istirahat pun
berbunyi, aku pun langsung membuka bekl yang ku bawa dari rumah yang di siapkan
oleh mamah ku. Setelah bekal habis ku makan tiba tiba kak putri menghampiri ku
dan mengajak aku ke kelasnya. Aku sangat bingung ada apa yaa, aku pun menerima
ajakan kak putri untuk ke kelasnya.
Sampai di kelas kak putri aku di
suruh duduk I bangku kak putri, saat itu suasana kelas ramai sekali dengan
teman teman kak putri, dan ternyata ada kak galih juga. Ada apa yaa perasaan
ini semakin penasaran, tiba tiba kak galih menghampiri ku, dan ternyata kak
galih menyatakan cintanya kepada ku dan menginginkan ku menjadi pacarnya,
sungguh aku terkejut sekali mendengar perkataan kak galih, dan aku binggung inggin
menjawab apa.
“ Maaf yaa kak galih, anisa belum
bias jawab sekarang “
“ Oh yaudah, terus kapan nis
jawabnya? “
“ iyaa nanti aku piker pikir dulu
yaa kak aku minta waktu tiga hari “
“ Oke deh
nis “
Kelas
ramai sekali semua melihat kak galih menyatakan cinta kepada ku, betapa malunya
hati ini di lihat teman teman satu kelasnya.
Tidak terasa waktu tiga hari pun
berlalu, dan aku harus menjawab pertanyaan dari kak galih besok. Oh… aku masih
binggung sekali mau jawab apa, tapi aku engga punya perasaan apa apa sama kak
galih, dan aku juga tidak enak dengan kak putri.
Seperti
biasa aku bangun pagipukul 05:00 dan aku berangkat dari rumah pukul 06:30
dengan mengendarai sepedah kesayangan ku, sepanjang jalan aku memikirkan
jawaban apa yang aku harus beri kepada kak galih. Dan aku pun tiba di sekolah
pukul 07:00 dan aku langsung masuk kelas.
Bel
istirahat pun berbunyi…
Kriiiing…
krinnggg… kringgg…
Dan aku
langsung membuka bekal yang ku bawa dari rumah, tidak aku sangka kak devi
datang ke kelas ku dan menghampiri ku yang sedang melahap makanan ku. Dia ingin
berbicara dengan ku.
“ Nis,
kak devi mau ngomong sama kamu “
“iyaa kak ngomong aja, ada apa yaa kak? “
“ Kamu
suka yaa sama kak galih? Kamu mau nerima dia jadi pacar kamu? “
“ Oh
kakak suka sama kak galih? Aku bakal tolak kak galih koq kak “
“ iyaaa
yang bener nis, bener yaa soalnya kakak suka banget sama kak galih “
“ Iiyaa,
lagi aku juga engga ada perasaan sama kak galih “
“ Yaudah,
tapi jangan bilang bilang ke kak putri yaa, kalo kakak bilang ini sama nisa “
“ iyaa
kakak “
“ Makasih
yaa, kakak balik ke kelas dulu”
Aku pun
menyelesaikan makan bekal ku, dan tak lama kak putri datang ke kelas ku dan menghampiriku
untuk menanyakan jawaban ku.
“ Anisa
sudah ada jawabannya belum? Kak galih sudah menunggu jawaban mu tuh, hehehehe “
“ Iya
kakak, nisa sudah pikir piker, maaf yaa kak aku engga bias terima kak galih
karna aku engga punya perasaan apa apa sama kak galih, maafin nisa yaa kak
putri “
“ pasti
gara gara kak devi yaa, ngomong apa dia nis sama kamu? “
“ Engga
koq kak, kak dev engga ngomong apa apa sama aku kak, dan engga ada hubungannya
sama kak devi kak “
“ jadi
kamu serius engga mau terima kak galih? Yaudah deh kalo itu keputusan kamu nis
“
Kak putri
langsung meninggalkan kelas dengan perasaan yang kecewa, dia berharap aku
dengan kak galih menjalin hubungan special tapi ternyata aku menolak kak galih.
Setelah kejadian ituhubungan ku dengan
kak putri menjadi sedikit renggang, kita jarang ketemu dan cuma menyapa dengan
senyuman, mungkin dia masih kecewa dengan kejadian itu.
Cerita Rakyat
Cerita
Rakyat Tanah Jawa
Alkisah
pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Galoran. Ia termasuk
orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran
sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan
harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya meninggal dunia ia semakin
sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan habislah harta orangtuanya.
Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga, bahkan waktu dihabiskannya
dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya.
Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan
dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan tersebut. Namun akhirnya galoran
dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk dijadikan teman hidupnya. Hal
ini membuat Galoran sangat senang ; "Pucuk dicinta ulam pun tiba",
demikian pikir Galoran.
Janda
tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun,
namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal diseluruh dusun
tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, karena seringkali
Jambean menegurnya karena selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan
anak tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada istrinya : " Hai,
Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua!
Patutkah itu ?" "Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud buruk terhadap
kakak" bujuk istrinya itu. "Tahu aku mengapa ia berbuat kasar padaku,
agar aku pergi meninggalkan rumah ini !" seru nya lagi sambil melototkan
matanya. "Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan agar kakak
mau bekerja" demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. "Ah ..
omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. aku atau anakmu
!" demikian Galoran mengancam.
Sedih
hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam karena bingung hatinya.
Ratapnya : " Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari
kemari nak" serunya lirih. "Sebentar mak, tinggal sedikit
tenunanku" jawab Jambean. "Nah selesai sudah" serunya lagi.
Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah bersedih. "Mengapa emak
bersedih saja" tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah rencana bapak
Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean. Dengan sedih Jambean pun
berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku memenuhi keinginan
bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak". "Namun hanya satu
pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam tapi
buang saja ke bendungan" jawabnya lagi. Dengan sangat sedih sang ibu pun
mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah tirinya, dan sesuai
permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan. Dengan ajaib batang
tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput, atau disebut juga
dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah
di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok
Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata
pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara
tersebut pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana
mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. "Alangkah
indahnya udang dan siput ini" seru Mbok Rondo Sambega "Lihatlah
betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin aku bisa
memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa saja udang
dan keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka dipungutnya udang
dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut
mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara
udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap
sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi
sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa
keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana
untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Suatu
hari mereka seperti biasanya pergi untuk mencari kayu dan daun talas, mereka
berpura-pura pergi dan kemudian setelah berjalan agak jauh mereka segera
kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara gemerisik, kedua
bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis cantik keluar dari
tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas peliharaan mereka.
"tentu dia adalah jelmaan keong dan udang emas itu" bisik Mbok Rondo
Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. "Ayo kita tangkap sebelum menjelma
kembali menjadi udang dan Keong Emas" bisik Mbok Rondo Sembadil. Dengan
perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, lalu ditangkapnya gadis yang sedang asik
memasak itu. "Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan kamu itu" desak
Mbok Rondo Sambega "Bidadarikah kamu ?" sahutnya lagi. "bukan
Mak, saya manusia biasa yang karena dibunuh dan dibuang oleh orang tua saya,
maka saya menjelma menjadi udang dan keong" sahut Jambean lirih.
"terharu mendengar cerita Jambean kedua bersaudara itu akhirnya mengambil
Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas membantu kedua
bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan bagus sehingga
terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda bersaudara
tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.
Sampailah
tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangat tertarik dengan
tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut. Akhirnya raja memutuskan untuk
meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan pergi meninggalkan kerajaan
dengan menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya tahulah raja perihal Keong Emas
tersebut, dan sangat tertarik oleh kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja
menitahkan kedua bersaudara tersebut untuk membawa Jambean atau Keong Emas
untuk masuk ke kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk dijadikan
permaisurinya. Betapa senang hati kedua janda bersaudara tersebut.